LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
“PERUBAHAN MATERI DAN CARA-CARA PEMISAHAN”
KIMIA DASAR
“PERUBAHAN MATERI DAN CARA-CARA PEMISAHAN”
- PERCOBAAN :
1.1 Judul
Percobaan :Perubahan Materi
dan Cara-Cara Pemisahan
1.2 Tanggal
Percobaan : 20 Nopember 2012
1.3 Nama
Asisten : Anashta
Verill V
- TUJUAN
PERCOBAAN :
2.1 Mempelajari
perubahan materi yang menyangkut perubahan kimia
2.2 Mempelajari
teknik cara pemisahan dan pemurnian satu atau beberapa zat dari campuran zat
- DASAR TEORI
:
Secara
umum, materi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu unsur, senyawa, dan
campuran. Unsur merupakan jenis materi yang paling sederhana dengan sifat
fisika dan kimia yang unik. Suatu unsur hanya memiliki satu jenis atom
penyusun. Oleh karena itu, unsur tidak dapat dibagi-bagi lagi baik secara
fisika maupun secara kimia. Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari
dua atau lebih unsur yang berikatan kimia. Air, garam dapur dan karbon dioksida
merupakan contoh senyawa yang umum. Campuran merupakan gabungan dua atau lebih
zat tanpa perbandingan tertentu. Campuran ada yang berupa campuran homogen dan
campuran heterogen. Baik unsur, senyawa dan campuran memiliki sifat-sifat dan
masing-masing dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifatnya. Banyak unsur,
senyawa maupun campuran yang dapat digunakan sehari-hari. (Anonim,2012)
a. Unsur
Sudah sejak zaman dulu, para ahli fikir menduga bahwa ada
zat-zat yang berfungsi sebagai zat dasar atau zat penyusun dari
seluruh zat yang ada di alam semesta ini. Zat semesta itu disebut unsur (element).
Suatu unsur merupakan bentuk yang paling sederhana dari materi. Unsur tidak
dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu
merupakan zat tunggal. Unsur adalah bentuk paling sederhana dari suatu zat,
terdiri hanya dari satu jenis atom saja. Sampai saat ini sudah lebih dari 115
unsur yang dikenal. Unsur-unsur dikelompokkan pada suatu tabel yang disebut Tabel
Periodik Unsur. (Acmad,1988:68)
b. Senyawa
Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau
lebih unsur yang berikatan kimia atau senyawa dibentuk dari dua unsur atau
lebih melalui reaksi kimia. Sifat suatu senyawa berbeda dengan sifat
unsur-unsur penyusunnya. Contohnya adalah natrium klorida atau yang biasa
dikenal dengan garam dapur. (Johari,2006:22)
c. Campuran
Campuran merupakan gabungan dua atau Iebih zat tanpa
perbandingan tertentu. Campuran ada yang berupa campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran heterogen merupakan campuran yang masih memiliki batas yang
dapat terlihat antara komponen-komponen penyusunnya. Campuran homogen merupakan
campuran yang batas antar komponennya tidak terlihat. Campuran homogen
dinamakan juga larutan, sedangkan campuran heterogen disebut juga suspense. (Acmad,1988:68)
Ø Pemisahan Campuran
Garam
dapur diperoleh melalui proses penguapan air laut. Penguapan merupakan salah
satu cara memisahkan campuran atau suatu metode pemisahan. Metode pemisahan
.bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran. Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan
kompleks. Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif
sederhana. Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu ,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi
kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode
sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses
pemisahan kompleks.(Anonim,2009)
Larutan suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena
mempunyai perbedaan sifat. Menurut Johari, (2006:22) Beberapa dasar pemisahan
campuran antara lain sebagai berikut :
- Ukuran
partikel
Bila ukuran partikel zat yang akan
dipisahkan berbeda dengan zat pencampur maka campuran dapat dipisahkan dengan
metode filtrasi (penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat
pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai
dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat yang lebih kecil akan
melewati penyaring dan zat pencampurnya akan tertinggal pada penyaring.
- Titik
didih
Bila antara zat yang ingin
dipisahkan dari zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat
dipisahkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat yang ingin
dipisahkan lebih rendah daripada zat pencampur, maka pada saat campuran
dipanaskan antara suhu didih zat tersebut dan di bawah suhu didih zat
pencampur, zat tersebut akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap
dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses
pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol
suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campurannya dengan baik,
karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.
- Pengendapan
Suatu zat
akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau
larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada
pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu
atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya
menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi
atau sentrifugasi.
Ø
Menurut Acmad,
(1988:70-74) Jenis-jenis /metode pemisahan adalah sebagai berikut:
a.
Filtrasi
Filtrasi,
yakni proses penyingkiran padatan dari cairan, adalah metoda pemurnian cairan
dan larutan yang paling mendasar. Filtrasi tidak hanya digunakan dalam skala
kecil di laboratorium tetapi juga di skala besar di unit pemurnian air. Kertas
saring dan saringan digunakan untuk menyingkirkan padatan dari cairan atau
larutan. Dengan mengatur ukuran mesh, ukuran partikel yang disingkirkan dapat
dipilih.
b. Adsorpsi
Tidak mudah menyingkirkan partikel yang
sangat sedikit dengan filtrasi sebab partikel semacam ini akan cenderung
menyumbat penyaringnya. Dalam kasus semacam ini direkomendasikan penggunaan
penyaring yang secara selektif mengadsorbsi sejumlah kecil pengotor. Bantuan
penyaring apapun akan bisa digunakan bila saringannya berpori, hidrofob atau
solvofob dan memiliki kisi yang kaku. Celit, keramik diatom dan tanah liat
teraktivasi sering digunakan. Karbon teraktivasi memiliki luas permukaan yang
besar dan dapat mengadsorbsi banyak senyawa organik dan sering digunakan untuk
menyingkirkan zat yang berbau (dalam banyak kasus senyawa organik) dari udara
atau air. Silika gel dapat mengadsorbsi air dan digunakan meluas sebagai
desikan.
c.
Rekristalisasi
Sebagai metoda pemurnian padatan,
rekristalisasi memiliki sejarah yang panjang seperti distilasi. Walaupun
beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda
yang paling penting untuk pemurnian sebab kemudahannya (tidak perlu alat
khusus) dan karena keefektifannya. Ke depannya rekristalisasi akan tetap metoda
standar untuk memurnikan padatan.
Metoda ini sederhana, material padayan ini
terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi (pada atau dekat titik didih
pelarutnya) untuk mendapatkan larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan
panas pelahan didinginkan, kristal akan mengendap karena kelarutan padatan
biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan
mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk
mencapai jenuh.
d. Distilasi
Distilasi adalah seni memisahkan dan
pemurnian dengan menggunakan perbedaan titik didih. Distilasi memiliki sejarah
yang panjang dan asal distilasi dapat ditemukan di zaman kuno untuk mendapatkan
ekstrak tumbuhan yang diperkirakan dapat merupakan sumber kehidupan. Teknik
distilasi ditingkatkan ketika kondenser (pendingin) diperkenalkan. Gin dan
whisky, dengan konsentrasi alkohol yang tinggi.
e. Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik yang sering
digunakan bila senyawa organik (sebagian besar hidrofob) dilarutkan atau
didispersikan dalam air. Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan senyawa
organik; seharusnya tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya,
campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga senyawa organik diekstraksi
dengan baik. Lapisan organik dan air akan dapat dipisahkan dengan corong pisah,
dan senyawa organik dapat diambil ulang dari lapisan organik dengan
menyingkirkan pelarutnya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah dietil
eter C2H5OC2H5, yang memiliki titik
didih rendah (sehingga mudah disingkirkan) dan dapat melarutkan berbagai
senyawa organik. Ekstraksi bermanfaat untuk memisahkan campuran senyawa dengan
berbagai sifat kimia yang berbeda.
f. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan
metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorpsi oleh bahan
penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi
sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.
g.
Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan
campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu
sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Bahan-bahan yang
menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan
iod. Untuk mendapatkan iodium yang murni dari campurannya dilakukan dengan
sublimasi. Campuran iodium dipanaskan pada gelas kimia yang ditutup dengan
wadah yang diisi es.
- ALAT DAN
BAHAN
4.1 Alat :
Ø Gelas
kimia
|
Ø Kaki
tiga
|
Ø Tabung
sentrifugal
|
Ø Kawat
kassa
|
Ø Cawan
porselin
|
Ø Spirtus
|
Ø Kolom
resi penukar ion
Ø Batang
pengaduk
|
Ø Alat
destilasi
|
4.2 Bahan
:
Ø Bubuk
kapur
|
Ø Garam
dapur
|
Ø Air
|
Ø Yod
|
Ø Kertas
saring
|
Ø 1
ml larutan CCl4/CHCl3
|
Ø 5
ml larutan NaCl
|
Ø Indicator
PP
|
Ø Kertas
lakmus
|
Ø Batu
didih
|
- PELAKSANAAN PERCOBAAN :
- PEMBAHASAN DAN DISKUSI :
Percobaan pertama praktikan melakukan
pemisahan dengan cara dekantasi dan sentrifugal. Bahan yang digunakan dalam
praktik pertama ini adalah campuran serbuk kapur dengan air. Pada proses dekantasi
praktikan mendiamkan campuran kapur dengan air didalam tabung reaksi. Hasil
dari peroses ini adalah serbuk kapur mengendap dibagian bawah tabung reaksi dan
air berada dibagian atas dari endapan serbuk kapur. Hal ini terjadi karena
dipengaruhi oleh gaya gravitasi,selain itu mengendapnya serbuk kapur juga
dipengaruhi oleh perbedaan berat jenis antara kapur dengan air. Dimana berat
jenis kapur lebih besar dibandingkan berat jenis air, berat jenis kapur (CaCO3) sebesar 2.83 gr/cm3
sedangkan berat jenis air sebesar 1 gr/cm3. Pada proses pemisahan dengan cara
sentrifugal praktikan meletakkan tabung reaksi yang berisi campuran serbuk
kapur dan air pada alat sentrifugal kemudian memutarnya beberapa detik. Hasil
dari proses ini adalah serbuk kapur mengendap dibagian bawah
tabung reaksi dan air berada dibagian atas dari endapan serbuk kapur. Jika
dibandingkan antara hasil pemisahan secara dekantasi dengan pemisahan secara
sentrifugal, maka dari hasil pemisahan sentrifugal endapan kapurnya lebih
banyak dan airnya lebih jernih dibandingkan dengan pemisahan yang secara
dekantasi. Hal ini terjadi karena gaya sentrifugal lebih besar dibandingkan
gaya gravitasi. Gaya sentrifugal sebesar Fs = m v2 / r (m adalah
massa dan v adalah kecepatan sentrifugal dan r adalah jari-jari) sedangkan gaya
gravitasi sebesar 9,8 m/s2.
6.2
Filtrasi dan Kristalisasi
Pada percobaan kedua praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara filtrasi dan kristalisasi. Berdasarkan teori pengertian filtrasi adalah pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel sedangkan kristalisasi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih yang hasilnya berupa Kristal. Pada percobaan ini, praktikan mencampurkan garam kotor dan kasar dengan air, kemudian larutan tersebut di filtrasi menggunakan kertas saring. Hasil dari filtrasi dipanaskan hingga airnya menguap. Hasil akhir garam yang terbentuk adalah garam yang halus dan bersih. Hal ini terjadi karena partikel-partikel kotoran telah tersaring oleh kertas saring pada proses filtrasi. Kotoran yang memiliki ukuran partikel lebih besar daripada ukuran partikel garam yang telah terlarut dalam air akan tersisih diatas kertas saring sedangkan larutan gram+air berhasil lolos melewati lubang-lubang kertas saring. Sedangkan hasil garamnya lebih halus karena garam telah dilarutkan kedalam air dan yang telah melewati kertas saring adalah partikel-partikel kecil saja sehingga, garam yang dihasilkan lebih halus daripada sebelumnya. Pada proses pemanasan/penguapan yang tersisa adalah garam sedangkan airnya telah menguap. Hal ini terjadi karena titik didih air lebih kecil daripada titik didih garam, titik didih garam sebesar 1465 °C dan titik didih air sebesar 100˚C.
6.3 Ekstraksi
Pada percobaan ketiga praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara ekstraksi. Berdasarkan teori ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Dalam percobaan ini praktikan menggunakan yod yang diberi tambahan larutan CCl4. Awalnya warna dari campuran yod dan air adalah kuning namun setelah diberi tambahan larutan CCl4 dan dikocok beberapa saat, yod mengendap dan memisah dari larutan, yod yang memisah itu berwarna ungu. Hal ini disebabkan oleh larutan CCl4 yang dapat melarutkan yod karena sama-sama merupakan senyawa non-polar. Karena air merupakan senyawa polar, maka antara air dengan campuran yod dan CCl4 tidak bisa menyatu, terlihat dengan adanya lapisan dalam larutan (batas fasa) akibat perbedaan antara partikel ringan dan berat.
6.4 Resin Penukar Ion
Pada percobaan keempat praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara resin penukar ion. Berdasarkan teori penukaran ion merupakan proses dimana ion-ion dari suatu larutan elektrolit diikat pada permukaan bahan padat sebagai pengganti ion-ion tersebut, ion-ion bahan padat diberikan kedalam larutan. Pertukaran hanya dapat terjadi pada ion-ion sejenis dan berlangsung pada waktu yang singkat, yaitu pada saat kontak antara larutan elektrolit dengan penukar ion. NaCl sebelum melewati resin penukar ion bersifat netral, sedangkan setelah melewati resin NaCl berubah menjadi suasana basa. Dalam resin ini terjadi reaksi: NaCl + OH- + resin NaOH + resin + Cl-
Cl- terikat pada resin sedangkan OH- terikat pada Na+. Sehingga larutannya menjadi basa. Kemudian hasilnya dites dengan indikator PP menghasilkan larutan yang berwarna merah dan bila dites menggunakan kertas lakmus merah warnanya berubah menjadi biru.
NaCl sebelum melewati resin bersifat netral, sedangkan setelah melewati resin NaCl berubah menjadi suasana asam. Dalam resin ini terjadi reaksi: NaCl + H+ + → HCl + resin + Na+. Na+ terikat pada resin sedangkan H+ terikat pada Cl-. Hal tersebut membuat larutan menjadi asam. Kemudian pabila dites oleh indikator PP tidak berwarna, apabila dites menggunakan lakmus biru maka hasilnya berubah warna menjadi merah.
6.5 Destilasi
Pada percobaan terakhir praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara Destilasi. Berdasarkan teori yang sering dikemukakan destilasi adalah suatu proses atau metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih suatu larutan. Percobaan yang dilakukan praktikan adalah memasukkan larutan garam kedalam alat destilasi. Hasil dari proses destilasi yaitu berupa air murni. Cara kerja dari alat destilasi adalah larutan garam diuapkan, kemudian uap tersebut masuk kedalam tabung kondensor untuk didinginkan sehingga uap tadi berubah menjadi air lagi (larutan). Air murni tersebut akan ditampung didalam labuh elemeyer atau beakerglass.
7. KESIMPULAN
7.1 Perubahan materi yang menyangkut perubahan kimia adalah sifat dimana materi tersebut dapat diamati setelah materi tersebut telah mengalami perubahan (reaksi) misalnya: beracun,mudah terbakar,mengendap,membusuk,dll
7.2 Pemisahan campuran suatu larutan yang secara fisika meliputi dekantasi dan sentrifugasi, filtrasi dan kristalisasi, ekstraksi, destilasi. Sedangkan pemisahan campuran suatu larutan yang secara kimia yaitu resin penukar ion. Dekantasi dan sentrifugasi pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel yang dilakukan secara oral. Filtrasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Kristalisasi merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih/ titip uap dengan hasil filtrate berupa kristal. Ekstraksi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Sedangkan destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih dengan hasil filtrate berupa cairan.
Pada percobaan kedua praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara filtrasi dan kristalisasi. Berdasarkan teori pengertian filtrasi adalah pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel sedangkan kristalisasi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih yang hasilnya berupa Kristal. Pada percobaan ini, praktikan mencampurkan garam kotor dan kasar dengan air, kemudian larutan tersebut di filtrasi menggunakan kertas saring. Hasil dari filtrasi dipanaskan hingga airnya menguap. Hasil akhir garam yang terbentuk adalah garam yang halus dan bersih. Hal ini terjadi karena partikel-partikel kotoran telah tersaring oleh kertas saring pada proses filtrasi. Kotoran yang memiliki ukuran partikel lebih besar daripada ukuran partikel garam yang telah terlarut dalam air akan tersisih diatas kertas saring sedangkan larutan gram+air berhasil lolos melewati lubang-lubang kertas saring. Sedangkan hasil garamnya lebih halus karena garam telah dilarutkan kedalam air dan yang telah melewati kertas saring adalah partikel-partikel kecil saja sehingga, garam yang dihasilkan lebih halus daripada sebelumnya. Pada proses pemanasan/penguapan yang tersisa adalah garam sedangkan airnya telah menguap. Hal ini terjadi karena titik didih air lebih kecil daripada titik didih garam, titik didih garam sebesar 1465 °C dan titik didih air sebesar 100˚C.
6.3 Ekstraksi
Pada percobaan ketiga praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara ekstraksi. Berdasarkan teori ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Dalam percobaan ini praktikan menggunakan yod yang diberi tambahan larutan CCl4. Awalnya warna dari campuran yod dan air adalah kuning namun setelah diberi tambahan larutan CCl4 dan dikocok beberapa saat, yod mengendap dan memisah dari larutan, yod yang memisah itu berwarna ungu. Hal ini disebabkan oleh larutan CCl4 yang dapat melarutkan yod karena sama-sama merupakan senyawa non-polar. Karena air merupakan senyawa polar, maka antara air dengan campuran yod dan CCl4 tidak bisa menyatu, terlihat dengan adanya lapisan dalam larutan (batas fasa) akibat perbedaan antara partikel ringan dan berat.
6.4 Resin Penukar Ion
Pada percobaan keempat praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara resin penukar ion. Berdasarkan teori penukaran ion merupakan proses dimana ion-ion dari suatu larutan elektrolit diikat pada permukaan bahan padat sebagai pengganti ion-ion tersebut, ion-ion bahan padat diberikan kedalam larutan. Pertukaran hanya dapat terjadi pada ion-ion sejenis dan berlangsung pada waktu yang singkat, yaitu pada saat kontak antara larutan elektrolit dengan penukar ion. NaCl sebelum melewati resin penukar ion bersifat netral, sedangkan setelah melewati resin NaCl berubah menjadi suasana basa. Dalam resin ini terjadi reaksi: NaCl + OH- + resin NaOH + resin + Cl-
Cl- terikat pada resin sedangkan OH- terikat pada Na+. Sehingga larutannya menjadi basa. Kemudian hasilnya dites dengan indikator PP menghasilkan larutan yang berwarna merah dan bila dites menggunakan kertas lakmus merah warnanya berubah menjadi biru.
NaCl sebelum melewati resin bersifat netral, sedangkan setelah melewati resin NaCl berubah menjadi suasana asam. Dalam resin ini terjadi reaksi: NaCl + H+ + → HCl + resin + Na+. Na+ terikat pada resin sedangkan H+ terikat pada Cl-. Hal tersebut membuat larutan menjadi asam. Kemudian pabila dites oleh indikator PP tidak berwarna, apabila dites menggunakan lakmus biru maka hasilnya berubah warna menjadi merah.
6.5 Destilasi
Pada percobaan terakhir praktikan melakukan pemisahan campuran dengan cara Destilasi. Berdasarkan teori yang sering dikemukakan destilasi adalah suatu proses atau metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih suatu larutan. Percobaan yang dilakukan praktikan adalah memasukkan larutan garam kedalam alat destilasi. Hasil dari proses destilasi yaitu berupa air murni. Cara kerja dari alat destilasi adalah larutan garam diuapkan, kemudian uap tersebut masuk kedalam tabung kondensor untuk didinginkan sehingga uap tadi berubah menjadi air lagi (larutan). Air murni tersebut akan ditampung didalam labuh elemeyer atau beakerglass.
7. KESIMPULAN
7.1 Perubahan materi yang menyangkut perubahan kimia adalah sifat dimana materi tersebut dapat diamati setelah materi tersebut telah mengalami perubahan (reaksi) misalnya: beracun,mudah terbakar,mengendap,membusuk,dll
7.2 Pemisahan campuran suatu larutan yang secara fisika meliputi dekantasi dan sentrifugasi, filtrasi dan kristalisasi, ekstraksi, destilasi. Sedangkan pemisahan campuran suatu larutan yang secara kimia yaitu resin penukar ion. Dekantasi dan sentrifugasi pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel yang dilakukan secara oral. Filtrasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Kristalisasi merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih/ titip uap dengan hasil filtrate berupa kristal. Ekstraksi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Sedangkan destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih dengan hasil filtrate berupa cairan.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad,
Hiskia dan Tupamalu.1988. Struktur
Atom Dan Molekul Sistem Periodik. Bandung:ITB Press.
____________ . 1988. Kimia
Dasar. Jakarta : UT.
Tohari, sandri.2006. Kimia.
Bogor : Yudistira.
Anonim. 2009. Permurnian material. http://www.chem-is-try.org/materi _kimia /kimia_dasar/ pemurnian-material/metoda-pemisahan-standar/
( diakses17 november 2012)
Anonim, 2012. Kimia Unsur.
http://bee-cllalu.blogspot.com/2012/04/kimia-dasar-ii.html (
diakses17 november 2012)