Rabu, 28 November 2012

PRAKTIKUM KIMDAS 1


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
“PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM”

  1. PERCOBAAN :
1.1  Judul Percobaan                :Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium
1.2  Tanggal Percobaan            : 20 Nopember 2012
1.3  Nama Asisten                    : Anashta Verill V
  1. TUJUAN PERCOBAAN :
2.1  Mengenal dan mempelajari  beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan penggunaannya.
2.2  Mengenal dan mempelajari teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk keselamatan laboratorium.
  1. DASAR TEORI :
4.1 Laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. (Ibnu, 1976:135)

4.2 Peralatan Dasar Dalam Laboratorium
Menurut Keenan, (1989:68-72) Peralatan dasar laboratorium kimia dan fungsinya adalah sebagai berikut:
1.      Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang  tinggi, menampung zat kimia dan memanaskan cairan, media pemanasan cairan.
2.  Labu Erlenmeyer : Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan, menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
3.  Gelas ukur : Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang  tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu.
4.  Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran   bebas. Jenisnya :
a.   Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b.  Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
c.   Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
5.  Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi : Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
6.  Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi : Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7.  Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi : Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
8.  Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9.  Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi : Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk mengaduk larutan.
12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14.  Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
15.  Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
4.3 Teknik-Teknik Laboratorium dan Petunjuk-Petunjuk Keselamatan Laboratorium menurut Mahan,(1987:269-271)
1.  Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
a.       Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Ø  Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain
Ø  Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Ø  Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
Ø  Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b.    Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2.     Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3.     Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4.     Cara menggunakan neraca analitis
Ø   Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Ø   Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Ø   Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Ø   Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
5. Cara menghirup bau zat
Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.

4.4 Peralatan keselamatan kerja di laboratorium antara lain:
1.      Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
2.      Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan sintetis.
3.      Pelindung mata dan muka
4.      Kran pencuci mata
5.      Safety shower
6.      Alat pernapasan (respirator/masker)
Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.
7.      Pemadam kebakaran
Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher), Halon, Busa, pasir, dll.
(Anonim,2009)
5. ALAT DAN BAHAN
5.1  Alat           :
Ø  Beaker glass/wadah
Ø  Kaca arloji
Ø  Batang pengaduk
Ø  Spirtus
Ø  Kain basah
Ø  Termometer
Ø  Buret
Ø  Pipet
Ø  Neraca
Ø  Botol timbang
Ø  Tabung reaksi
Ø  Kayu penjepit
5.2  Bahan        : 
Ø  Asam pekat (HCl)
Ø  Kertas saring
Ø  Air
Ø  Korek api
Ø  Vaselin
Ø  Lubang gabus/karet
6. PELAKSANAAN PERCOBAAN



......
7. PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Dalam praktikum ini, praktikan diperkenalkan dengan berbagai peralatan laboratorium kimia. Dengan tujuan agar sebelummelakukan praktikumpraktikan telah mengetahui cara menggunakan atau mengoperasikan peralatan laboratorium kimia dengan baik dan benar. Beberapa peralatan laboratorium kimia yang diperkenalkan diantaranya :
a.       Kalorimeter

Kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Prinsip kerja kalorimeter adalah sebagai berikut: Kalorimeter terdiri atas bejana logam yang jenisnya telah diketahui, dinding penyekat dari isolator yang berfungsi untuk mencegah terjadinya perambatan kalor ke lingkungan sekitar, termometer, dan pengaduk. Bejana logam berisi air yang suhu awalnya dapat diketahui dari termometer. Jika sebuah bahan yang belum diketahui kalor jenisnya dipanaskan, kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan cepat, kalor jenis itu dapat dihitung.  Untuk mempercepat terciptanya keseimbangan termal, bersamaan dengan dimasukkannya bahan ke dalam kalorimeter, air dalam bejana diaduk. Keseimbangan termal terjadi jika suhu yang ditunjukkan oleh termometer sudah konstan. Pada saat terjadi keseimbangan termal itulah kalor jenis bahan dapat dihitung berdasarkan asasblack.

b.      Sentrifugal

Fungsinya adalah untuk memisahkan dua zat yang memiliki massa yang berbeda dengan menggunakan gaya sentrifugal. Bahan yang digunakan dari besi dan plastic. Bentuknya seperti kincir angin pada saat diputar. Cara kerjanya adalah memasukan zat yang akan dipisah kedalam sentrifugal, lalu memutar sentrifugal.

c.       Kaki tiga

Benda yang terbuat dari besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam proses pemanasan.

d.      Kawat kassa

Kawat yang berbentuk persegi dan dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

e.       Penjepit

Bahan yang dinakan adalah kayu, bentiknya seperti gunting. Fungsinya untuk menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan. Cara penggunaannya tekan pangkal penjepit, meletakan tabung reaksi pada ujung penjepit.

f.      


Pipet

Ø  Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.



Ø Pipet ukur : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung
Ø  Pipet volume : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.

g.      Mortal dan alu

Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia. Kedua alat ini digunakan untuk menghaluskan zat. Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan zat yang akan dihaluskan kedalam mortal, kemudian tumbuk dengan alu sampai halus
h.      Wadah pipet tetes

Sebagai tempat melakukan uji, misalnya menguji pH larutan.bahan yang digunakan dari keramik. Cara menggunakannya yaitu meneteskan larutan yang diuji ke dalam plat tetes menggunakan pipet tetes.
i.        Pipa semprot

Digunakan untuk membersihkan alat laboratorium yang mempunyai lubang yang kecil. Bahan yang digunakan yaitu dari plastic. Cara menggunakan dengan memencet tengah botol.

j.        Neraca

Digunakan untuk menimbang padatan kimia. Cara menggunakan neraca analitis:
Ø   Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Ø   Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Ø   Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Ø   Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

k.      Statif

Sebagai penyangga dan juga menggantung thermometer. Bahan yang digunakan dari semacam logam besi. Caranya yaitu menggunakan meletakkan statif pada bidang datar dan menggantungkan thermometer pada statif.
l.        Cawan porselin

Cawan yang terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan
m.    Spatula/pengaduk

Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi : Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk mengaduk larutan.
Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.

n.      Corong



Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.

 8. KESIMPULAN
8.1  Peralatan yang sering ditemui di laboratorium kimia adalah kalorimeter, sentrifugal, kaki tiga, kawat kassa, penjepit, mortal dan alu, berbagai jenis pipet (pipet tetes, pipet ukur, dan pipet volum), wadah pipet tetes, dipa semprot, neraca, statif, cawan poselin, spatula/pengaduk, corong.
8.2 Teknik-teknik dan keselamatan laboratorium meliputi mamakai jas lab. pada saat akan melakukan percobaan, Jika memanaskan tabung reaksi, mulut tabung reaksi dihadapkan kea rah yang aman, jika akan mencium bau cukup mengipas asap kea rah hidung, zat sisa harus dibuang di tempat yang sudah ditentukan





DAFTAR PUSTAKA

Ibnu.1976. Prosedur Alat-Alat Kimia. Jakarta: Liberty
Keenan, W.K.1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Mahan,Bruce. 1987. University Chemistry. Massachusetts : Cumming Publishing Company
Anonim. 2009. Teknik keselamatan laboratorium. http://kafekimia.blogspot.com/2009/03 /teknik-keselamatan-laboratorium.html. diakses 17 november 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar