LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
“PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM”
KIMIA DASAR
“PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM”
- PERCOBAAN :
1.1 Judul
Percobaan :Pengetahuan Pokok
dan Teknik Laboratorium
1.2 Tanggal
Percobaan : 20 Nopember 2012
1.3 Nama
Asisten : Anashta
Verill V
- TUJUAN
PERCOBAAN :
2.1 Mengenal
dan mempelajari beberapa peralatan dasar
laboratorium kimia dan penggunaannya.
2.2 Mengenal
dan mempelajari teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk keselamatan
laboratorium.
- DASAR TEORI
:
4.1
Laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen,
dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas
dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia
baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu,
peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang
tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika
tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap
percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama
tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena
ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta
mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan
atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak
akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif.
Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan
dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat tersebut dengan tepat
sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan
akibat dari kesalahan praktikan. (Ibnu, 1976:135)
4.2 Peralatan
Dasar Dalam Laboratorium
Menurut
Keenan, (1989:68-72) Peralatan dasar laboratorium kimia dan fungsinya adalah
sebagai berikut:
1.
Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar
dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan
terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2
L.
Fungsi :Untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung
zat kimia dan memanaskan cairan, media pemanasan cairan.
2.
Labu Erlenmeyer : Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi : Untuk menyimpan
dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan, menampung titran
(larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
3.
Gelas ukur : Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL
sampai 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu.
4.
Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran
bebas. Jenisnya :
a.
Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara
tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b.
Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.
Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara
tepat.
c.
Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil
cairan dalam skala tetesan kecil.
5.
Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya
mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
dengan skala 0,05 mL.
Fungsi : Untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
6.
Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi : Sebagai tempat
untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7.
Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi : Sebagai penutup
gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, tempat
untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
8.
Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti
gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi : Untuk menyaring
campuran kimia dengan gravitasi.
9.
Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10.
Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat
digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11.
Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.
Fungsi : Untuk mengambil
bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk mengaduk larutan.
12.
Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk
cairan di dalam gelas kimia.
13.
Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14.
Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan
digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
15.
Burner / pembakar spiritus : digunakan
untuk memanaskan bahan kimia.
16.
Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari
karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil
udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17.
Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
4.3
Teknik-Teknik Laboratorium dan Petunjuk-Petunjuk Keselamatan Laboratorium
menurut Mahan,(1987:269-271)
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan
kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu
drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
a.
Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Ø Jangan sampai
mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang
lain
Ø Jepit tabung reaksi pada
bagian dekat dengan mulut tabung
Ø Posisi tabung ketika
memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
Ø Pengocokan terus
dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan
cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat
kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali
diangkat bila mendidih.
2.
Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang
akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan.
Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis
singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis
lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat
cair dengan gelas ukur.
3.
Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret
harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian
larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi
buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret
dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak
terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah
buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga
melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat
pada skala nol.
4.
Cara menggunakan neraca analitis
Ø Nolkan terlebih dulu
neraca tersebut
Ø Letakkan zat yang akan
ditimbang pada bagian timbangan
Ø Baca nilai yang tertera
pada layar monitor neraca
Ø Setelah digunakan,
nolkan kembali neraca tersebut
5. Cara menghirup bau
zat
Jangan pernah menghirup
gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan tangan dengan mengibaskan bau
sedikit sampel gas ke hidung.
4.4 Peralatan
keselamatan kerja di laboratorium antara lain:
1.
Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya
kontaminasi atau menghindari bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia
yang berbahaya.
2.
Sarung
tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap
bahan kimia tergantung pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet
neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya.Untuk melindungi
tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai "insulated
glove" yang dibuat dari bahan sintetis.
3.
Pelindung
mata dan muka
4.
Kran
pencuci mata
5.
Safety
shower
6.
Alat
pernapasan (respirator/masker)
Melindungi dari debu-debu, serat
yang kecil yang berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.
7.
Pemadam
kebakaran
Ada beberapa jenis pemadam
kebakaran, seperti Air (water extinguisher), tepung (dry powder
extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher), Halon,
Busa, pasir, dll.
(Anonim,2009)
5. ALAT DAN
BAHAN
5.1 Alat :
Ø Beaker
glass/wadah
|
Ø Kaca
arloji
|
Ø Batang
pengaduk
|
Ø Spirtus
|
Ø Kain
basah
|
Ø Termometer
|
Ø Buret
|
Ø Pipet
|
Ø Neraca
|
Ø Botol
timbang
|
Ø Tabung
reaksi
|
Ø Kayu
penjepit
|
5.2 Bahan
:
Ø Asam
pekat (HCl)
|
Ø Kertas
saring
|
Ø Air
|
Ø Korek
api
|
Ø Vaselin
|
Ø Lubang
gabus/karet
|
......
7. PEMBAHASAN
DAN DISKUSI
Dalam praktikum ini, praktikan diperkenalkan dengan
berbagai peralatan laboratorium kimia. Dengan tujuan agar sebelummelakukan
praktikumpraktikan telah mengetahui cara menggunakan atau mengoperasikan
peralatan laboratorium kimia dengan baik dan benar. Beberapa peralatan
laboratorium kimia yang diperkenalkan diantaranya :
a. Kalorimeter
Kalorimeter
adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Prinsip kerja kalorimeter adalah sebagai berikut: Kalorimeter terdiri atas
bejana logam yang jenisnya telah diketahui, dinding penyekat dari isolator yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya perambatan kalor ke lingkungan sekitar,
termometer, dan pengaduk. Bejana logam berisi air yang suhu awalnya dapat
diketahui dari termometer. Jika sebuah bahan yang belum diketahui kalor
jenisnya dipanaskan, kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan cepat, kalor jenis itu
dapat dihitung. Untuk mempercepat terciptanya keseimbangan termal,
bersamaan dengan dimasukkannya bahan ke dalam kalorimeter, air dalam bejana
diaduk. Keseimbangan termal terjadi jika suhu yang ditunjukkan oleh termometer
sudah konstan. Pada saat terjadi keseimbangan termal itulah kalor jenis bahan
dapat dihitung berdasarkan asasblack.
b. Sentrifugal
Fungsinya adalah untuk memisahkan dua
zat yang memiliki massa yang berbeda dengan menggunakan gaya sentrifugal. Bahan
yang digunakan dari besi dan plastic. Bentuknya seperti kincir angin pada saat
diputar. Cara kerjanya adalah memasukan zat yang akan dipisah kedalam
sentrifugal, lalu memutar sentrifugal.
c. Kaki
tiga
Benda yang terbuat dari besi
yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam proses
pemanasan.
d. Kawat
kassa
Kawat yang berbentuk
persegi dan dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran
panas yang berasal dari suatu pembakar.
e. Penjepit
Bahan yang dinakan adalah kayu,
bentiknya seperti gunting. Fungsinya untuk menjepit tabung reaksi pada saat
dipanaskan. Cara penggunaannya tekan pangkal penjepit, meletakan tabung reaksi
pada ujung penjepit.
f.
Pipet
Pipet
Ø Pipet
tetes : berupa pipa kecil
terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung
atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan
kecil.
Ø Pipet ukur : digunakan
untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya
menggelembung
Ø Pipet volume : berupa
pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan
memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
g. Mortal
dan alu
Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan
untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
Kedua alat ini digunakan untuk menghaluskan zat. Cara menggunakannya adalah
dengan meletakkan zat yang akan dihaluskan kedalam mortal, kemudian tumbuk
dengan alu sampai halus
h. Wadah
pipet tetes
Sebagai tempat melakukan uji, misalnya
menguji pH larutan.bahan yang digunakan dari keramik. Cara menggunakannya yaitu
meneteskan larutan yang diuji ke dalam plat tetes menggunakan pipet tetes.
i.
Pipa semprot
Digunakan untuk membersihkan alat
laboratorium yang mempunyai lubang yang kecil. Bahan yang digunakan yaitu dari
plastic. Cara menggunakan dengan memencet tengah botol.
j.
Neraca
Digunakan untuk
menimbang padatan kimia. Cara menggunakan neraca analitis:
Ø Nolkan terlebih dulu
neraca tersebut
Ø Letakkan zat yang akan
ditimbang pada bagian timbangan
Ø Baca nilai yang tertera
pada layar monitor neraca
Ø Setelah digunakan,
nolkan kembali neraca tersebut
k. Statif
Sebagai penyangga dan juga menggantung
thermometer. Bahan yang digunakan dari semacam logam besi. Caranya yaitu
menggunakan meletakkan statif pada bidang datar dan menggantungkan thermometer
pada statif.
l.
Cawan porselin
Cawan yang terbuat dari
porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan
m. Spatula/pengaduk
Berupa sendok panjang
dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi : Untuk mengambil
bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk mengaduk larutan.
Batang pengaduk :
terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas
kimia.
n. Corong
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi : Untuk menyaring
campuran kimia dengan gravitasi.
8. KESIMPULAN
8.1 Peralatan
yang sering ditemui di laboratorium kimia adalah kalorimeter, sentrifugal, kaki
tiga, kawat kassa, penjepit, mortal dan alu, berbagai jenis pipet (pipet tetes,
pipet ukur, dan pipet volum), wadah pipet tetes, dipa semprot, neraca, statif,
cawan poselin, spatula/pengaduk, corong.
8.2 Teknik-teknik dan
keselamatan laboratorium meliputi mamakai jas lab. pada saat akan melakukan
percobaan, Jika memanaskan tabung reaksi, mulut tabung reaksi dihadapkan kea
rah yang aman, jika
akan mencium bau cukup
mengipas asap kea rah hidung, zat
sisa harus dibuang di tempat yang sudah ditentukan
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu.1976.
Prosedur Alat-Alat Kimia. Jakarta:
Liberty
Keenan,
W.K.1989. Kimia Untuk Universitas.
Jakarta : Erlangga
Mahan,Bruce.
1987. University Chemistry.
Massachusetts : Cumming Publishing Company
Anonim.
2009. Teknik keselamatan laboratorium.
http://kafekimia.blogspot.com/2009/03
/teknik-keselamatan-laboratorium.html.
diakses 17 november 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar